Header Ads

Peryataan Sikap JSIT Terhadap Kurikulum 2013


SIKAP JSIT ;
LANJUTKAN KURIKULUM 2013 ATAU GUNAKAN KURIKULUM 2006
DENGAN SEMANGAT KURIKULUM 2013


Merespon kebijakan menteri pendidikan dasar menengah dan kebudayaan yang mengintruksikan sekolah untuk menghentikan pelaksanakan kurikulum 2013 yang baru menerapkan satu semester dan kembali menggunakan kurikulum 2006. Dan bagi sekolah yang sudah tiga semester menerapkan kurikulum 2013 untuk terus melanjutkan atau bias kembali ke kurikulum 2006 dengan mengajukan keberatan. Ada kesan bahwa kurikulum 2006 lebih maslahat diterapkan daripada kurikulum 2013.

Dengan merujuk Landasan filosofis pendidikan Indonesia UU. SISDIKNAS No. 20 Th. 2003 ditegaskan « Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ». Kurikulum 2013 lebih pas untuk merealisasikan tujuan mulia ini.

JSIT Indonesia, berpandangan bahwa kurikulum 2013 telah menjadikan pembinaan karakter sebagai muatan yang penting dalam proses pembelajaran di sekolah yang jelas terungkap dalam perumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Kurikulum 2013 secara konseptual telah membangun keseimbangan aspek sikap, pengetahuan (kognitif) dan Keterampilan dan juga kesinambungan kompetensi antar level kelas. Keseimbangan sikap, pengetahuan Dan keterampilan ini tidak tampak dalam kurikulum 2006 yang terlalu cognitive oriented. kurikulum 2013 lebih mengedepankan semangat inquari dalam pembelajaran, melatih siswa lebih trampil, menumbuhkan jiwa nasionalisme dan kesadaran untuk semangat menjalankan perintah-perintah agama. Dengan demikian, Kurikulum 2013 sudah sejalan dengan visi dan misi serta tujuan pendidikan nasional.

Didasarkan pada tujuan pendidikan nasional dan konsep pendidikan Ibnu Shina yang melandasi stadar mutu SIT ,yaitu : “Pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yg dimiliki seseorang. Potensi ini tidak terbatas fisik dan intelektual namun juga budi pekerti, moral-spiritual. Selain itu pendidikan juga harus mampu menyiapkan seseorang agar dapat hidup bermasyarakat dan bermakna untuk masyarakat” . Implementasi model pendidikan ini telah kami realisasikan sejak berdirinya sekolah-sekolah Islam Terpadu tahun 1993. Pembinaan karakter di SIT telah dilaksanakan bahkan jauh sebelum Kurikulum 2013 dilaksanakan. Pendidikan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Islam tidak sekedar menjadi bagian dari mata pelajaran tapi menjadi budaya sekolah inheren dengan seluruh sendi-sendi kehidupan di sekolah dan di luar sekolah.

Dengan demikian JSIT Indonesia menyerukan pada seluruh sekolah SIT yang bergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu :
  1. Agar Pendidikan karakter ini tetap menjadi warna utama Pendidikan di sekolah Islam Terpadu apapun bentuk kurikulumnya, sekolah-sekolah IT dapat menggunakan kurikulum 2013 atau dapat menggunakan kurikulum 2006 dengan semangat kurikulum 2013.
  2. Sambil menunggu kesungguhan pemerintah memperbaiki system pendidikan yang akan diterapkan, kami JSIT Indonesia sebagai Induk organisasi akan berupaya menyerdahanakan model penilaian yang menjadi momok guru dalam kurikulum 2013 dan akan menyiapkan guru-guru untuk merealisasikan pembelajaran berbasis ilmiah dan religius.
  3. Meskipun JSIT menilai banyak kelebihan kurikulum 2013 dibanding Kurikulum Sebelumnya, Kami mendukung segenap upaya pemerintah untuk mengevaluasi kurikulum 2013 dalam tataran konseptual maupun pelaksanaan. Dengan belajar dari pengalaman penerapan kurikulum 2006 atau KTSP yang menurut hemat kami juga memiliki banyak kekurangan terutama dalam teknis pelaksanaannya di lapangan, tidak dipungkiri terdapat berbagai macam kekurangan dan bahkan kerancuan terutama dalam implementasi seperti pengadaan buku penunjang, rekrutmen instruktur nasional, pelatihan guru, dsb. Sehingga diharapkan kurikulum 2013 akan semakin sempurna ketika akan ditetapkan secara menyeluruh di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.
  4. JSIT Indonesia akan terus mendorong Pemerintah khususnya kemendikbud agar senantiasa berkomitmen untuk menjadikan karakter dan nilai-nilai spiritual menjadi pondasi Pendidikan Indonesia dalam pengembangan kompentesi peserta didik. Diharapkan dengan pendidikan karakter dan kompetensi yang dikembangkan tersebut akan menjadikan bangsa Indonesia terhormat dan bermartarbat dalam pergaulan antar-bangsa di dunia.


Jakarta, 9 Desember 2014
Ketua Umum JSIT Indonesia

ttd

Sukro Muhab
Powered by Blogger.