Fotografer Yang Berbakti Kepada Orang Tua
Diwaktu aku TK aku bercita-cita menjadi pegawai bank ingin sekali. Waktu aku SD Kelas I aku tidak ingin menjadi pegawai bank karena pegawai bank itu harus pandai matematika tapi tidak kusangka ternyata aku tidak pandai matematika. Kata mamaku jadi pegawai bank harus pandai matematika. Lalu aku berpindah cita-cita, cita-citaku menjadi dokter umum tapi misalnya operasi aku takut karena bagian-bagian tubuh. Akhirnya waktu baru kelas 4 aku melihat TV ada fotografer perempuan sangat handal lalu aku menjadi fotografer karena fotografer itu bisa keliling Indonesia bahkan bisa keliling luar negeri, memfoto pemandangan yang indah dan di dalam fotografer sedikit matematikanya. Aku sangat ingin menjadi fotografer. Usahaku adalah belajar dengan sungguh-sungguh, minta dukungan keluarga, beribadah, latihan memotret, belajar mengukur foto dan lain-lain. Supaya hasil fotonya bagus harus fokus, pengaturannya harus rapi, harus siap memotret, jarak untuk memotretnya harus diatur, cahayanya di atur, selalu bersikan lensa supaya tidak kotor. Saat memegang kamera fokus kepada obyek yang akan difoto, harus belajar memotret benda yang bergerak dan lain-lain.
Fotografer itu sikapnya harus sopan, mandiri, bertanggung jawab, jujur, berani mencoba memotret benda yang bergerak, tidak putus asa dan lain-lain. Menjadi fotografer memang menjadi impianku. Namun dengan usaha dan doa aku harus menggapai itu. Aku juga harus mengumpulkan banyak uang supaya nanti kelak aku bisa beli kamera dengan kualitas tinggi. Supaya cita-citaku tercapai aku harus belajar, berdo’a, minta do’a kepada keluarga, minta dukungan keluarga, berusaha, semangat, tidak putus asa, berjuang dan lain-lain. Aku ingin membahagiakan orang tua aku ingin membalas jasa-jasanya. Aku banyak berbuat kesalahan pada orangtuaku. Aku bangga punya cita-cita fotografer karena pekerjaan yang membutuhkan imajinasi dan kemampuan seni yang tinggi.
Fotografer itu sikapnya harus sopan, mandiri, bertanggung jawab, jujur, berani mencoba memotret benda yang bergerak, tidak putus asa dan lain-lain. Menjadi fotografer memang menjadi impianku. Namun dengan usaha dan doa aku harus menggapai itu. Aku juga harus mengumpulkan banyak uang supaya nanti kelak aku bisa beli kamera dengan kualitas tinggi. Supaya cita-citaku tercapai aku harus belajar, berdo’a, minta do’a kepada keluarga, minta dukungan keluarga, berusaha, semangat, tidak putus asa, berjuang dan lain-lain. Aku ingin membahagiakan orang tua aku ingin membalas jasa-jasanya. Aku banyak berbuat kesalahan pada orangtuaku. Aku bangga punya cita-cita fotografer karena pekerjaan yang membutuhkan imajinasi dan kemampuan seni yang tinggi.
Tentang Penulis | |||
---|---|---|---|
![]() |
Regita Sandra Dewi | ||
Penulis adalah siswa SDIT AR RUHUL JADID dan masih mengenyam pendidikan di sekolah tersebut, saat tulisan ini di terbitkan beliau masih duduk di kelas 5. |
Post a Comment